Foto Mantan
Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur DKI Joko Widodo dan Ketua Umum Partai
Amanat Nasional Hatta Rajasa
Jusuf Kalla (JK) dikabarkan hampir pasti menjadi pendamping Joko Widodo alias
Jokowi pada Pilpres 9 Juli 2014 mendatang. Namun JK yang dikonfirmasi mengaku
belum ada pembicaraan soal itu. Sedangkan Jokowi malah bercanda bahwa dia harus
berduet dengan JK.
"Bukan
masalah mau atau nggak mau, ya harus sama JK. Soalnya kalau nggak sama JK,
jadinya Oowi dong," canda Jokowi.
Sumber
Tribunnews di internal PDIP dan kolega JK menegaskan bahwa jika tidak ada
halangan pasangan Capres dan Cawapres ini akan diusung oleh PDIP di Pilpres
2014 sebelum Pemilu Legislatif 9 April 2014 nanti. "Jika berjalan lancar
maka Insya Allah dalam waktu dekat diumumkan," kata sumber yang enggan
disebutkan namanya.
Dengan
diumumkannya duet Jokowi-JK, diharapkan dapat menambah perolehan suara PDIP
khususnya pemilih di Indonesia Timur yang memang basis pendukung JK.
Informasi
lain yang diperoleh Tribunnews
menyebutkan bahwa sejumlah nama diusulkan untuk jadi Cawapres Jokowi
seperti Puan Maharani dan Hatta Rajasa. Bahkan kabarnya Hatta sudah sowan ke
Megawati. Kabar yang beredar, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri lebih
condong memilih JK.
Ditemui
disela-sela debat tokoh dan Capres di Fakultas Kedokteran UI Salemba, JK
mengaku belum ada pembicaraan soal posisinya sebagai cawapres Jokowi.
"Bukan siap atau tidak siap (menjadi cawapres Jokowi), belum ada
pembicaraan," ujar JK, Jumat (28/3).
Menurut JK,
kemungkinan menjadi cawapres Jokowi bisa saja terjadi. Namun, kemungkinan itu
terjadi setelah berlangsungnya Pemilu Legislatif. "Semua kan baru
dibicarakan setelah Pileg," tuturnya.
JK
mengatakan, ia telah lama tak bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Ia
mengaku tidak mungkin ada pembicaraan jika telah lama tak bertemu. "Tidak
ada (pembicaraan). Lama nggak bertemu Jokowi," ujar JK.
Jokowi saat
ditanya apakah serius akan berduet dengan JK, menjawab secara diplomatis.
"Kalau pas, kalau tepat sesuai dengan harapan publik," kata Jokowi
yang kemarin berkampanye bagi PDIP di Serang. Jokowi sempat sowan ke Ketua
Nadzir Sultan Banten, KH Tubagus Ismatullah Al Abbas.
Jokowi yang
didampingi Wagub Banten Rano Karno dan sejumlah caleg PDIP lantas berkampanye
di Lapangan Sumampir, Cilegon, Banten. Kepada ribuan kader PDIP, Jokowi
mengatakan bahwa PDIP mampu merebut suara di Banten.
"Dari
lubang kecil kita memang sudah memang, tapi menang tipis. Bekerja itu harus
optimis. Dengan gotong royong kita akan menangkan di Banten. Banten akan merah.
Dan Indonesia akan merah," ujar Jokowi.
Meski harus
optimis, Jokowi mengimbau kepada simpatisan dan kader PDIP untuk tidak lengah.
Sebab, belajar dari pengalaman Pemilu tahun 2004 dan 2009 terjadi kembali
kecurangan dalam pemungutan suara.
"Pertama
Bu Mega titip kerja keras dan jangan seolah-olah merah. Jaga dan awasi TPS.
Banten akan merah kita harap. Sanggup? Siap? nanti Banten akan saya lihat
paling awal. 9 April sore akan saya intip Banten pertama," kata Jokowi.
Sementara
itu, Megawati berkampanye di Palembang. Di bawah hujan deras, Megawati berorasi
di Lapangan BKB Palembang, Sumatera
Selatan.
Dalam pidatonya, Megawati meminta seluruh
masyarakat untuk memilih PDI-P, karena itu menjadi kunci untuk mengusung Jokowi
menjadi capres. "Kalau Saudara akan mendukung Pak Jokowi (Joko Widodo)
menjadi presiden, maka pemilu ini harus dimenangkan oleh PDI-P dan kita baru
bisa maju dengan capres Pak Jokowi," kata Mega.
Megawati juga
mengingatkan agar para kader dan simpatisan PDIP tidak terlena dengan euforia
pencalonan Jokowi. Ia juga berharap, kader dan simpatisan berhati-hati karena
potensi menggagalkan Jokowi menjadi presiden masih tetap ada. "Saya butuh
bantuan riil untuk memenangkan partai, dan memuluskan jalan Jokowi menjadi
presiden," jelas Megawati.
Salah satu
caranya, yakni kader dan simpatisan untuk ikut mengawasi perhitungan suara
nanti. "Jangan lupa mengawasi penghitungan suara, jangan sampai terjadi
kecurangan," tegasnya. (tribunnews/nic/aco/zul/dng)
Sumber : Tribunnews
No comments:
Post a Comment