"Saya pandai dalam membuat masalah, menimbulkan
konspirasi tingkat tinggi, dan berpura-pura menjadi jenius." Itulah
sepenggal kalimat `nyeleneh` yang terpampang di halaman utama website pribadi
milik hacker Indonesia yang mempunyai reputasi dunia, Jim Geovedi.
Namanya membumbung tinggi saat ia berhasil meretas sebuah
satelit. Aktivitas hacking itu diperagakan Jim dalam sebuah pertemuan hacker
internasional saat menjadi pembicara atas isu keamanan satelit pada tahun 2006.
Tidak hanya dapat mengubah arahnya saja, pria kelahiran kelahiran 28 Juni 1979
ini juga mampu menggeser satelit milik para kliennya.
Mengutip laman BBC, Kamis (13/2/2014), berkat kemampuannya
itu ia dijuluki `sebagai sosok yang tidak mirip dengan penjahat James Bond,
namun ia memiliki sejumlah rahasia yang mungkin ingin diketahui oleh banyak
orang`.
Hanya Lulusan SMA
Hebatnya Jim bukanlah lulusan universitas IT ternama, ia
hanyalah lulusan sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Lampung. Jim juga sempat
menjalani kehidupan yang keras sebagai seniman grafis. Beruntung, ia bertemu
dengan seorang pendeta yang memperkenalkan dirinya dengan dunia komputer dan
internet.
Sejak saat itu ia belajar secara otodidak dengan cara
mengintip ruang chatting para peretas ternama dunia. Berkat kerja kerasnya
dalam mempelajari seni merangkai kode perangkat lunak dan memanipulasi
perangkat keras komputer, ia pun
akhirnya menjadi salah satu hacker yang cukup disegani.
Kisah Jim juga pernah diulas di
Archive.Cert.Uni-Stuttgart.de, yang menceritakan bahwa dirinya mendapatkan
kemampuan hacker tidak karena sekolah tinggi atau mempunyai gelar IT, tetapi
mempelajari sistem internet dan komputer secara otodidak dari pergaulannya yang
luas dengan para hacker dunia.
Hilir Mudik di Forum Hacker Global
Dengan keahlian yang dimilikinya, jika mau ia bisa melihat
percakapan email atau sekadar mengintip kehidupan pribadi seseorang di dunia
maya. Bahkan ia pun bisa saja mencuri data-data penting, seperti lalu lintas
transaksi bank, laporan keuangan perusahaan atau mengamati sistem pertahanan
negara.
Pria yang juga berprofesi sebagai produser musik dan disc
jockey (DJ) ini juga kerap menjadi pembicara di seminar sistem keamanan dalam
pertemuan peretas internasional. Mulai dari Berlin, Amsterdam, Paris, Torino,
hingga Krakow di Polandia.
Karirnya pun terus berlanjut dengan mendirikan perusahaan
untuk lembaga pemerintahan C2PRO Consulting pada tahun 2001. Kemudian pada
tahun 2004, ia mendirikan sekaligus mengoperasikan perusahaan konsultan
keamanan `Xynexis International` yang sebelumnya bernama TI Bellua Asia Pacific
dan juga mendirikan Noosc Global.
Hacker Yang Rendah Hati
Perannya untuk Tanah Air juga patut diperhitungkan. Pada
tahun 2004, Jim direkrut Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mencari tahu pelaku
penjebol pusat data penghitungan suara pemilu. Dan hebatnya ia berhasil
memecahkan kasus tersebut.
Lama tak muncul, pada tahun 2012, Jim diketahui hijrah ke
London dan mendirikan perusahaan jasa sistem keamanan teknologi informasi
bersama rekannya. Dalam hal ini ia menangani para klien yang membutuhkan jasa
pengamanan sistem satelit, perbankan dan telekomunikasi.
Dua tahun terakhir, ia mengaku tertarik untuk mengembangkan
teknologi Artificial Intelligence (AI) yaitu kecerdasan buatan yang membuat
sebuah mesin dapat melakukan apapun yang diinginkan sang perancang.
Dari semua kemampuan yang dimiliki, menariknya Jim menolak
disebut ahli. Dalam sebuah wawancara dengan Deutsche Welle, Jim lebih suka
menganggap dirinya sebagai pengamat atau terkadang partisipan aktif dalam `seni
mengawasi` dari tempat yang jauh dan aman.
Sumber : Liputan6dotcom
No comments:
Post a Comment