Friday, 14 February 2014

Mengenal Hacker Muda Indonesia Yang Mendunia


"Saya pandai dalam membuat masalah, menimbulkan konspirasi tingkat tinggi, dan berpura-pura menjadi jenius." Itulah sepenggal kalimat `nyeleneh` yang terpampang di halaman utama website pribadi milik hacker Indonesia yang mempunyai reputasi dunia, Jim Geovedi.

Namanya membumbung tinggi saat ia berhasil meretas sebuah satelit. Aktivitas hacking itu diperagakan Jim dalam sebuah pertemuan hacker internasional saat menjadi pembicara atas isu keamanan satelit pada tahun 2006. Tidak hanya dapat mengubah arahnya saja, pria kelahiran kelahiran 28 Juni 1979 ini juga mampu menggeser satelit milik para kliennya.

Mengutip laman BBC, Kamis (13/2/2014), berkat kemampuannya itu ia dijuluki `sebagai sosok yang tidak mirip dengan penjahat James Bond, namun ia memiliki sejumlah rahasia yang mungkin ingin diketahui oleh banyak orang`.


Hanya Lulusan SMA
Hebatnya Jim bukanlah lulusan universitas IT ternama, ia hanyalah lulusan sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Lampung. Jim juga sempat menjalani kehidupan yang keras sebagai seniman grafis. Beruntung, ia bertemu dengan seorang pendeta yang memperkenalkan dirinya dengan dunia komputer dan internet.

Sejak saat itu ia belajar secara otodidak dengan cara mengintip ruang chatting para peretas ternama dunia. Berkat kerja kerasnya dalam mempelajari seni merangkai kode perangkat lunak dan memanipulasi perangkat keras komputer,  ia pun akhirnya menjadi salah satu hacker yang cukup disegani.

Kisah Jim juga pernah diulas di Archive.Cert.Uni-Stuttgart.de, yang menceritakan bahwa dirinya mendapatkan kemampuan hacker tidak karena sekolah tinggi atau mempunyai gelar IT, tetapi mempelajari sistem internet dan komputer secara otodidak dari pergaulannya yang luas dengan para hacker dunia.


Hilir Mudik di Forum Hacker Global
Dengan keahlian yang dimilikinya, jika mau ia bisa melihat percakapan email atau sekadar mengintip kehidupan pribadi seseorang di dunia maya. Bahkan ia pun bisa saja mencuri data-data penting, seperti lalu lintas transaksi bank, laporan keuangan perusahaan atau mengamati sistem pertahanan negara.

Pria yang juga berprofesi sebagai produser musik dan disc jockey (DJ) ini juga kerap menjadi pembicara di seminar sistem keamanan dalam pertemuan peretas internasional. Mulai dari Berlin, Amsterdam, Paris, Torino, hingga Krakow di Polandia.

Karirnya pun terus berlanjut dengan mendirikan perusahaan untuk lembaga pemerintahan C2PRO Consulting pada tahun 2001. Kemudian pada tahun 2004, ia mendirikan sekaligus mengoperasikan perusahaan konsultan keamanan `Xynexis International` yang sebelumnya bernama TI Bellua Asia Pacific dan juga mendirikan Noosc Global.


Hacker Yang Rendah Hati
Perannya untuk Tanah Air juga patut diperhitungkan. Pada tahun 2004, Jim direkrut Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mencari tahu pelaku penjebol pusat data penghitungan suara pemilu. Dan hebatnya ia berhasil memecahkan kasus tersebut.

Lama tak muncul, pada tahun 2012, Jim diketahui hijrah ke London dan mendirikan perusahaan jasa sistem keamanan teknologi informasi bersama rekannya. Dalam hal ini ia menangani para klien yang membutuhkan jasa pengamanan sistem satelit, perbankan dan telekomunikasi.

Dua tahun terakhir, ia mengaku tertarik untuk mengembangkan teknologi Artificial Intelligence (AI) yaitu kecerdasan buatan yang membuat sebuah mesin dapat melakukan apapun yang diinginkan sang perancang.


Dari semua kemampuan yang dimiliki, menariknya Jim menolak disebut ahli. Dalam sebuah wawancara dengan Deutsche Welle, Jim lebih suka menganggap dirinya sebagai pengamat atau terkadang partisipan aktif dalam `seni mengawasi` dari tempat yang jauh dan aman.

Sumber : Liputan6dotcom

No comments:

Post a Comment

Tukar Link

Free Search Engine Submission