Studi baru menemukan bahwa
mengonsumsi gula lebih dari seperlima kalori harian meningkatkan risiko dua
kali lebih besar mengidap penyakit jantung
Soda, minuman energi dan minuman
manis lainnya adalah sumber-sumber gula terbesar.
Sebuah studi baru mengaitkan
konsumsi makanan manis yang berlebihan dengan risiko sakit jantung. Ini adalah temuan terkini dan menambah bukti
bahwa terlalu banyak mengonsumsi gula dapat membahayakan kesehatan.
Studi yang dimuat dalam jurnal
JAMA Internal Medicine itu menemukan bahwa mengonsumsi gula lebih dari
seperlima kalori harian mereka meningkatkan risiko dua kali lebih besar untuk
mengidap penyakit jantung, dibandingkan mereka yang mengonsumsi makanan sehat
dengan muatan gula hanya 10 persen gula.
Studi itu terfokus pada gula yang
ditambahkan ke dalam makanan dan bukan kandungan gula alami, seperti pada
buah-buahan dan sayuran.
Soda, minuman energi dan minuman
manis lainnya adalah sumber-sumber gula terbesar. Satu kaleng soda mengandung
sekitar 7 persen gula dari keseluruhan
2.000 kalori.
Studi-studi lain telah
mempelajari hubungan antara gula dan obesitas, diabetes, penyakit jantung dan
lebih banyak lagi, kata profesor nutrisi Rachel Johnson di Universitas Vermont.
"Tulisan ini sebenarnya
mempelajari kematian karena penyakit jantung,” ujarnya.
Pedoman diet Amerika
merekomendasikan antara 5 sampai 15 persen kalori harian dari gula dan lemak
padat.
Namun, bukan itu yang dikonsumsi
sebagian besar warga Amerika.
Studi itu mendapat temuan, warga
Amerika rata-rata mengonsumsi sekitar 15 persen gula dalam kalori mereka, kata
rekan penulis Quanhe Yang, pakar epidemiologi pada Balai Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit di Amerika.
"Dibandingkan dengan orang
yang konsumsinya terendah, ada
peningkatan sebesar 30 persen pada risiko kematian karena penyakit jantung,”
ujarnya.
Minum satu kaleng soda setiap
hari dapat meningkatkan risikonya secara eksponensial, tambahnya.
"Jika Anda minum satu kaleng
minuman bergula, Anda dapat masuk dalam kategori berisiko tinggi, dan
melipatgandakan risiko kematian karena kardiovaskular,” ujarnya.
New York City sedang berupaya
membatasi konsumsi minuman manis, namun upaya itu masih mendapat tentangan
hukum. Meksiko baru-baru ini memberlakukan pajak terhadap soda dan makanan
manis lainnya.
Johnson mengatakan pemerintah
lokal di Amerika juga sedang mempertimbangkan penerapan pajak sebagai cara
untuk mencegah konsumsi.
"Saya pikir kita akan
menyaksikan semakin banyak inisiatif kebijakan seputar pilihan makanan dan
minuman yang sehat sebagai opsi yang mudah bagi masyarakat,” ujarnya.
Namun saat ini, gagasan-gagasan
semacam ini masih mendapat tentangan
dari pihak-pihak yang menganggapnya sebagai pembatasan kebebasan individu.
Sumber : Voa Indonesia
No comments:
Post a Comment