Al-Hamdulillah,
segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah
kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya
serta umatnya hingga akhir zaman.
Membaca surat Yasin
pada malam Jum'at menjadi tradisi yang melekat pada masyarakat Melayu, seperti
Indonesia dan Malaysia. Selepas Maghrib, rumah-rumah, masjid, dan mushalla
ramai dengan lantunan surat Yasin baik dengan sendiri-sendiri maupun berjamaah.
Terekam dalam benak, bahwa ini adalah amal yang benar-benar disyariatkan dan
memiliki pahala besar. Bagaimana sebenarnya hukum takhsis malam Jum'at dengan membaca
surat Yasin?
Pertama, membaca
Al-Qur'an dianjurkan kepada kaum muslimin, bahkan termasuk amal utama.
Pahalanya sangat besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kedekatan seseorang
dengan Rabb-nya bisa dilihat seberapa ia dekat dengan Al-Qur'an, karena ia
adalah Kalamullah. Maka jika seseorang memperbanyak membaca Al-Qur'an maka itu
baik untuknya, termasuk membaca surat Yasin, baik di malam Jum'at atau
malam-malam lainnya.
Kedua, Membaca
Al-Qur'an termasuk amal ibadah mutlak, tidak terikat kapan dan dimana harus
dibaca. Sementara menghususkannya dengan waktu dan tempat tertentu itu
membutuhkan dalil. Dan tidak ditemukan dalil shahih tentang anjuran dan
fadhilah membaca surat Yasin pada malam dan hari Jum'at. Para ulama ahli hadits
menghukumi keutamaan surat Yasin antara dhaif atau maudhu'. Sehingga seseorang
tidak boleh menghususkannya pada malam Jum'at dengan meyakini itu termasuk amal
khusus yang disyariatkan padanya dan memiliki keutamaan tertentu.
Syaikh Abdurrahman
al-Sahim dalam forum Syabkah Misykah Al-Islamiyyah menjawab pertanyaan seputar
ini, "Shahihkah Hadits yang Menyebutkan Tentang Membaca Surat Yasin dan
al-Shaffat pada Malam Jum'at?",.
Jawaban beliau,
"Ini tidak shahih. Dan disebutkan riwayat:
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ يس
فِي لَيْلَةِ الْجُمعَةِ غُفِرَ لَهُ
"Siapa yang
membaca surat (Yasin) pada malam Jum'at diampuni dosanya."
Syaikh Al-Albani
berkata: "Dhaif Jiddan (sangat lemah,-ter)" (Lihat: Dhaif al-Targhib
wa al-Tarhib: no. 450). Dan tidak terdapat satu haditspun yang shahih tentang
keutamaan surat Yasin." Wallahu Ta'ala A'lam.
Salah satu amal
ibadah khusus yang diistimewakan pelakasanaannya pada hari Jum’at adalah
membaca surat Al-Kahfi. Berikut ini kami sebutkan beberapa dalil shahih yang
menyebutkan perintah tersebut dan keutamaannya.
1. Dari Abu Sa'id
al-Khudri radliyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ
الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ
الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ
"Barangsiapa
membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya
sejauh antara dirinya dia dan Baitul 'atiq." (Sunan Ad-Darimi, no. 3273.
Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam
Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736)
2. Dalam riwayat lain
masih dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu 'anhu,
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ
فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ أَضَآءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ
"Barangsiapa
membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya
di antara dua Jum'at." (HR. Al-Hakim: 2/368 dan Al-Baihaqi: 3/249. Ibnul
Hajar mengomentari hadits ini dalam Takhrij al-Adzkar, “Hadits hasan.” Beliau menyatakan
bahwa hadits ini adalah hadits paling kuat tentang surat Al-Kahfi. Syaikh
Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih al-Jami’, no. 6470)
3. Dari Ibnu Umar
radhiyallahu 'anhuma, berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda,
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ
فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ
يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ
“Siapa yang membaca
surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya
sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni
dosanya antara dua jumat.”
Al-Mundziri berkata:
hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya dengan
isnad yang tidak apa-apa. (Dari kitab at-Targhib wa al- Tarhib: 1/298)”
Sunnah membaca surat
Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada hari Jum’atnya. Dan malam Jum’at diawali
sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis. Kesempatan ini berakhir sampai
terbenamnya matahari pada hari Jum’atnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari
Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.
Imam Al-Syafi'i
rahimahullah dalam Al-Umm menyatakan bahwa membaca surat al-Kahfi bisa
dilakukan pada malam Jum'at dan siangnya berdasarkan riwayat tentangnya.
(Al-Umm, Imam al-Syafi'i: 1/237).
Mengenai hal ini,
al-Hafidzh Ibnul Hajar rahimahullaah mengungkapkan dalam Amali-nya: Demikian
riwayat-riwayat yang ada menggunakan kata “hari” atau “malam” Jum’at. Maka
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud “hari” temasuk malamnya. Demikian pula
sebaliknya, “malam” adalah malam jum’at dan siangnya. (Lihat: Faidh al-Qadir:
6/199).
DR Muhammad Bakar
Isma’il dalam Al-Fiqh al Wadhih min al Kitab wa al Sunnah menyebutkan bahwa di
antara amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada malam dan hari Jum’at
adalah membaca surat al-Kahfi berdasarkan hadits di atas. (Al-Fiqhul Wadhih
minal Kitab was Sunnah, hal 241).
Dari beberapa riwayat
di atas, bahwa ganjaran yang disiapkan bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi
pada malam Jum’at atau pada siang harinya akan diberikan cahaya (disinari). Dan
cahaya ini diberikan pada hari kiamat, yang memanjang dari bawah kedua telapak
kakinya sampai ke langit. Dan hal ini menunjukkan panjangnya jarak cahaya yang
diberikan kepadanya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ
“Pada hari ketika
kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka
bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.” (QS. Al-Hadid: 12)
Balasan kedua bagi
orang yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at berupa ampunan dosa antara dua
Jum’at. Dan boleh jadi inilah maksud dari disinari di antara dua Jum’at. Karena
nurr (cahaya) ketaatan akan menghapuskan kegelapan maksiat, seperti firman
Allah Ta’ala:
إن الحسنات يُذْهِبْن السيئات
“Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang
buruk.” (QS. Huud: 114)
Berikut 10 ayat awal dan terakhir surat Al-Kahfi ( untuk lebih lengkapnya silahkan buka Kitab Suci Al-Qur`an )
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي
أَنْزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا ۜ
Segala puji bagi
Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak
mengadakan kebengkokan di dalamnya;
QS:Al-Kahfi | Ayat: 1
قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا
شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ
أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا
sebagai bimbingan
yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan
memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal
saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,
QS:Al-Kahfi | Ayat: 2
مَاكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا
mereka kekal di
dalamnya untuk selama-lamanya.
QS:Al-Kahfi | Ayat: 3
وَيُنْذِرَ الَّذِينَ قَالُوا
اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا
Dan untuk
memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: "Allah mengambil seorang
anak".
QS:Al-Kahfi | Ayat: 4
مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ
وَلَا لِآبَائِهِمْ ۚ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ ۚ إِنْ يَقُولُونَ
إِلَّا كَذِبًا
Mereka sekali-kali
tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka.
Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak
mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.
QS:Al-Kahfi | Ayat: 5
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ
عَلَىٰ آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَٰذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا
Maka (apakah)
barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka
berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).
QS:Al-Kahfi | Ayat: 6
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى
الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
Sesungguhnya Kami
telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji
mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
QS:Al-Kahfi | Ayat: 7
وَإِنَّا لَجَاعِلُونَ
مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا
Dan sesungguhnya Kami
benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi
tandus.
QS:Al-Kahfi | Ayat: 8
أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ
الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ آيَاتِنَا عَجَبًا
Atau kamu mengira
bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka
termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
QS:Al-Kahfi | Ayat: 9
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ
إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا
مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
(Ingatlah) tatkala
para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa:
"Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)".
QS:Al-Kahfi | Ayat: 10
.
.
.
.
.
( Silahkan buka Alqur`an Surat Al-Kahfi untuk isi ayat selengkapnya )
.
.
.
.
الَّذِينَ كَانَتْ أَعْيُنُهُمْ
فِي غِطَاءٍ عَنْ ذِكْرِي وَكَانُوا لَا يَسْتَطِيعُونَ سَمْعًا
yaitu orang-orang
yang matanya dalam keadaan tertutup dari memperhatikan tanda-tanda
kebesaran-Ku, dan adalah mereka tidak sanggup mendengar.
QS:Al-Kahfi | Ayat: 101
أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا
أَنْ يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ ۚ إِنَّا أَعْتَدْنَا جَهَنَّمَ
لِلْكَافِرِينَ نُزُلًا
maka apakah
orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku
menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka
Jahannam tempat tinggal bagi orang-orang kafir.
QS:Al-Kahfi | Ayat: 102
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ
بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا
Katakanlah:
"Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling
merugi perbuatannya?"
QS:Al-Kahfi | Ayat: 103
الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ
فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Yaitu orang-orang
yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka
menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
QS:Al-Kahfi | Ayat: 104
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا
بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ وَزْنًا
Mereka itu
orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur
terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami
tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
QS:Al-Kahfi | Ayat: 105
ذَٰلِكَ جَزَاؤُهُمْ جَهَنَّمُ
بِمَا كَفَرُوا وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَرُسُلِي هُزُوًا
Demikianlah balasan
mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka
menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.
QS:Al-Kahfi | Ayat: 106
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus
menjadi tempat tinggal,
QS:Al-Kahfi | Ayat: 107
خَالِدِينَ فِيهَا لَا
يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا
mereka kekal di
dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya.
QS:Al-Kahfi | Ayat: 108
قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ
مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي
وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا
Katakanlah: Sekiranya
lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah
lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami
datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".
QS:Al-Kahfi | Ayat: 109
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ
مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو
لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ
أَحَدًا
Katakanlah:
Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:
"Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa".
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat
kepada Tuhannya".
QS:Al-Kahfi | Ayat: 110
Rasulullah saw
bersabda:“Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi, ia akan terjaga selama
delapan hari dari setiap fitnah, jika Dajjal keluar dalam delapan hari Allah
akan menjaganya dari fitnah Dajjal.” Hadis ini bersumber dari Ubay bin Ka’b
dari Nabi saw. (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 3: 242)
Rasulullah saw
bersabda:“Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari surat Al-Kahfi, ia tidak
akan terkena bahaya fitnah Dajjal, barangsiapa yang membaca seluruh ayatnya ia
akan masuk surga.” Hadis ini bersumber dari Sammarah bin Jundab dari Nabi saw.
(Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 3: 242)
Rasulullah saw
bersabda:“Maukah aku tunjukkan padamu suatu surat yang diikuti oleh seribu
malaikat ketika diturunkan, dan keagungannya memenuhi antara langit dan bumi?”
Sahabat menjawab: Mau. Rasulullah saw bersabda: “Surat Ashhabul Kahfi.
Barangsiapa yang membacanya pada hari Jum’at, Allah akan mengampuni dosanya
sampai Jum’at berikutnya dan ditambah tiga hari, diberi cahaya yang mencapai ke
langit, dan akan terjaga dari fitnah Dajjal.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 3: 243)
Rasulullah saw
bersabda:“Barangsiapa yang menjaga sepuluh ayat dari surat Al-Kahfi, ia akan
memiliki cahaya pada hari kiamat.” Hadis ini bersumber dari Abu Darda’ dari
Nabi saw. (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 3: 243)
Rasulullah saw
bersabda:“Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, ia akan
terjaga hingga tahun berikutnya dari setiap fitnah, dan jika Dajjal keluar ia
akan terjaga darinya.” Hadis ini bersumber dari Said bin Muhammad Al-Jurmi dari
ayahnya dari kakeknya dari Nabi saw. (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 3: 243)
Imam Ja’far
Ash-Shadiq (sa) berkata:“Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi setiap malam
Jum’at, ia tak akan mati kecuali mati syahid, Allah akan membangkitkannya
sebagai orang yang syahid, dan pada hari kiamat ia akan bersama orang-orang
yang syahid.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 3: 242)
Imam Ja’far
Ash-Shadiq (sa) berkata:“Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi setiap malam
Jum’at, ia diampuni dosanya antara Jum’at dan Jum’at berikutnya.” Hadis ini
bersumber dari Ayyub bin Nuh dari Muhammad bin Abi Hamzah dari Imam Ja’far
Ash-Shadiq. (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 3: 242)